Selasa, 24 Februari 2015

bitter memories with sweet one part 2

Kenyataan bahwa saya telah kehilangan lelaki yang saya sayangi membuat hari saya biru. Tidak ada lagi semangat menggebu, tak ada lagi sosok yang menjadi objek saya dalam menumpahkan rasa rindu.

Hampir satu tahun berlalu, dan saya mulai bisa menapaki dunia saya yang baru. Dunia tanpa baby key kesayangan saya. Saat kehidupan baru dimulai, dia-seseorang yang baru pun datang. Saya tak berani menyebutkan siapa dia, let say Mr.L, LOVE. Okey maafkan ketidakmampuan saya dalam membuat nama samaran. Kalian tahu kalimat jalanin aja? Yap this is the power of that sentence. dan sudah hampir 4 tahun :)

MR.L selalu ada saat saya butuh. Selalu ada saat saya ingin bersandar. Dia dengan ikhlas memberikan bahunya untuk saya basahi dengan airmata. Selalu sabar dalam mendengarkan semua keluh kesah saya, but time has changed.

Kondisi itu hanya berlangsung 1tahun. Lalu apa tang terjadi pada tahun berikutnya? Yang terjadi adalah saya yang mulai melirik, dan mulai percaya untuk menitipkan hati saya yang selama 1 tahun belakangan membeku. Dingin.

mulai memasuki tahun kedua saya berani menitipkan hati saya kepada Mr.L. wanita mana yang hatinya tidak luluh dihujani perhatian kadih sayang yang berlebih? Tapi sayangnya hujan kasih sayang itu mulai mereda.

Memasuki pertengahan tahun kedua saya merasakan cinta saya jatuh pada mr.L namun dia sudah tidak menangkapnya. Saya jatuh terjembab dalam lubang cinta yang suda Mr.L gali namun ia tinggalkan begitu saja. Saya tidak menyerah, saya berusaha bangkit sendiri.

memasuki akhir tahun kedua, mr L menyediakan kasur beralaskan cinta untuk membuat saya kembali nyaman berada dipelukannya, dan saya menerima.

lalu pada tahun-tahun selanjutnya, dia mulai meninggalkan saya.lagi.untuk kesekian kali. Lalu saya pergi? tidak. Saya tetap berada di sini, berada pada zona yang dulu kami bangun. Berdiri menanti dia kembali.

saya disini, berdiri melihat dia, pria yang berhasil menghangatkan saya, mulai menyerahkan hatinya pada wanita lain.

Saya masih berdiri ketika dia kembali karna dicampakan wanita yang dia cintai. Saya mengambil alih posisi dia dulu, menyediakan bahu untuk bersandar, dan telinga untuk mendengar.

dan saya masih berdiri disini, memperhatikan dia, lelaki saya yang sudah sembuh dari luka hatinya mendekati wanita lain untuk menyerahkan hatinya. Saya kembali menunggu. Menunggu dia kembali dan bersandar lagi pada saya. Hal ini terjadi terus, hingga sekarang.

Buat kamu, yang sudah menyembuhkan terimakasih atas semuanya

buat kamu, yang sudah membiarkan saya jatuh cinta lalu meninggalkan terimakasih atas rasa yang telah kau tabur tanpa pernah kamu semai

buat kamu, terimakasiih atas tiga tahun yang meakjubkan, tentang perasaan dicintai dan mencintai lalu ditinggalkan yang masih terus berlanjut hingga sekarang...

terimakasih atas kalimat jalanin aja yang sampai sekarang saya masih tidak tahu kemana arah jalannya.. :)

Kalau memang jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri, entah sudah berapa kali aku mati

bitter memories with the sweet one.. part1

Hai... Hai... Halo...

Tantangan menceritakan kisah cinta yang mengharu biru? Haduh, baru saja saya mulai memasukan kepingan kenangan masa lalu, masih dalam proses loading disk tapi pikiran mulai mengendalikan hati untuk memproduksi rindu yang mulai tidak terkendali...

Apa? Lebai? Coba baca dulu bagaimana cerita saya, sehingga bisa merasakan sensai pahitnya... Siap?

Dalam cerita ini ada dua orang yang menjadi highlight dalam hidup saya 7 tahun belakangan. Iya kalian tidak salah baca 7 tahun lamanya kisah cinta saya berlangsung pahit, meski tidak semuanya, tapi berakhir tidak sesuai dengan impian saya dan dia (mungkin).

Pria pertama yang menjadi highlight dalam masa SMA saya adalah Kevin Putra. A. Saya biasa memanggil dia baby Key. Oke maafkan ke-norak-an saya waktu kelas 1 SMA sekitar 7 tahun lalu. . Baby Key adalah pacar pertama saya, dengan segala pesona yang membuat saya selalu bisa memaafkan apapub kesalahan dia yang saya landasi dengan cinta. Tetapi Baby Key adalah seseorang yang luar biasa penuh kejutan, mulai dari kejutan anniversary kita pada tahun pertama, tahun kedua, lalu tahun ketiga yang pada akhirnya gagal kami rayakan. Bunda-begitu panggilan saya untuk ibu dari Baby Key selalu ikut serta memberikan kejutan... Yang selalu membuat air mata saya jatuh berderai dan diakhiri pelukan panjang...

Satu minggu sebelum perayaan anniversary kami yang ketiga, anniversary yang sudah kkami rencanakan dengan matang, takdir Tuhan datang. Saat itu saya masih berada di sekolah karena sedang menjalani ujian akhir sekolah, saat itu saya tengah duduk di baangku kelas 3, dan Baby Key sedang menjalani pendidikan S1 tekhnik disalah satu universitas di Singapura, telpon itu datang. Nama Bunda tertera pada layar handphone sederhana saya. Lalu berita itu datang... "ayu... Kevin kecelakaan... Kevin sudah pergi..." lalu sisanya hanya isakan bunda yang terdengar, dan jatuhnya saya di lantai. Tak ada isakan, tak ada air mata. Hanya pikiran yang kosong yang berusaha mencerna apa maksud perkataan bunda.

Ingatan tentang percakapan semalam kembali teringat. Semalam, lelaki yang menjadi prioritas saya ada di layar notebook saya, mengatakan bahwa Ia rindu saya, ia ingin memeluk saya. Yang hanya saya tanggapi dengan kalimat "aku juga kangen kamu. Kan lusa kamu pulang, terus kita kumpul deh sama keluarga kamu" dan saya tidak menyangka acara kumpul dengan keluarga dia memang terjadi, tapi tanpa tawa renyah, dan senyum usilnya. Hanya ada wajah tenang dan senyum manisnya dalam tidur panjangnya. Saya kecup keningnya, hanya merasakkan dingin, sama seperti jiwa saya saat itu. Lalu saya teringat akan sebuah sms pagi sebelum kabar itu datang,

From: Baby Key
Sayang, semangat ya... Senyum terus jangan cemberut yaa...jangan nakal kalo lagi gak sama aku.sukses UASnya. Me love you

Itu adalah SMS terakhir yang saya dapatkan, sekaligus pertanda bahwa tak akan ada lagi perayaan anniversary yang kami rencanakan.

To be Continue

Rabu, 26 November 2014

Sekeping Kenangan Dalam Secangkir Kopi

Saya mulai mencintai kopi saat dia yang saya cintai diam-diam memperkenalkan saya bagaimana nikmatnya minuman hangat dengan aroma eksotis tersebut..

Saya jatuh cinta setengah mati dengan secangkir kopi hitam pekat.Dalam secangkir kopi hitam pekat dengan aroma menggoda, kenangan itu mulai datang menggelitik hati.

Baiklah, mari jeda sejenak untuk menyesap kopi panas yang masih mengepul. Hemmm.. Aroma yang menyesaki saluran pernafasan dengan lancang selalu datang bersamaan deengan kenangan yang menghantam hati dengan tanpa permisi.

Kenangan demi kenangan kembali terputar dengan jelas, kembali memaksa memori ini untuk bekerja di luar kendali. Saya kembali tersenyum membayangkan dia, yang bahkan namanya saja tak berani ku sebut.

Menikmati kopi hitam pekat yang masih mengepul, mengajarkan saya banyak filosofi. Salah satunya, tentang cinta. Baiklah ini adalah filosofi yang saya ciptakan sendiri. Menurut saya mencintai dia secara diam-diam sama halnya seperti kopi yang saya minum belakangan. Warna kopi tersebut hitam pekat, tapi mempunyai aroma yang tidak pernah berhenti membuat saya tersenyum lega. Refresh! Sama halnya seperti mencintai dia, suatu hal yang menyenangkan, dan membuat hari saya lebih bahagia dan cerah dari yang seharusnya, namun mempunyai masa depan yang gelap. Karena hanya satu pihak yang berharap.

Sekarang sudah banyak jenis sajian kopi, mulai cappuccino, frappucino, atau apapun itu. Tapi saya tetap memilih yang lama. Tetap memilih kopi hitam pekat dengan segala pesona pikatnya, dan saya tetap memilih dia. Sosok yang akkan saya cintai setengah mati tanpa peduli bahwa ia tidak mengetahui.

Yuk, mari menikmati secangkir kopi hangat dengan kenangan sebagai sajian pendamping :)

Twitter: @ayusetioardi_
facebook:Ayu Wulandari Setioardi

Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi #DibalikSecangkirKopi yang diselenggarakan oleh NESCAFE Indonesia.

Senin, 19 Mei 2014

Review "Surat Untuk Ruth"

Review kali ini saya akan membahas novel "Surat Untuk Ruth" Novel terbaru karya novelis favorite saya Bernard Batubara.

saat membuka halaman pertama, bait terakhir pada ucapan terimakasih, saya tertegun

"Selamat Membaca. Selamat Kehilangan" begitu tulisannya.

Bara memang sangat lihai dalam merangkai sebuah kata. Dan hanya pada dua kalimat terakhir pada ucapan terimakasih, saya menancapkan pandangan saya cukup lama. mungkin lebih lama dari pada saya membaca satu bab buku Bara lainnya.

Lewat tulisannya, Bara mampu mengajak saya untuk merasakan indahnya jatuh cinta, dan pahitnya ditinggalkan. Gaya penulisan yang menurut saya mempunyai cirikhas tersendiri. kalimat itu seperti berbicara 'ini loh kalimat Bara. bukan penulis yang lain"

Bara kembali dengan cerdas mengutarakan pendapatnya tentang konsep sayang. tentang konsep cinta. mengingatkan saya tentang novelnya sebelum ini yang berjudul "Kata Hati" Pada novel itu bara menggambarkan bahwa sebenarnya cinta tidaklah selalu Putih ataupun selalu Hitam. tetapi cinta itu abu-abu. samar. tidak ada yang benar-benar putih, ataupun benar-benar hitam.

Dalam novelnya kali ini Bara menyampaikan cerita dengan cara yang berbeda. bara menulis dalam bentuk surat yang sangat manis. sem[at muncul pertanyaan dibenak saya, Siapa Ruth? kok ada senja juga? apakah ada kaitannya dengan Milana? setelah membaca semua itu, akhirnya saya mengerti, Bagaimana akhirnya muncul pernyataan "gadis penunggu senja Di jembrana"

saya kembali terkesan dengan Julukan Perepmuan Victorinox yang dapat bara temukan dan menguatkan lagi karakter Ruth dalam novel ini. Hingga mengingatkan saya tentang cinta pertama Bara yang ditulisnya dalam sebuah buku kumpulan cerpen "Cinta Pertama" yang berjudul "Didalam Mata Dila"

pada bab Kapal Yang Terbakar Senja, mengingatkan saya kembali pada cerita Milana membuat saya menerka-nerka... apakah memang ini adalah alasan perempuan itu menjadi penunggu senja

bicara masalah Senja, Bara memang penulis yang gemar menuliskan keindahan senja. dan pada akhirnya sekarang saya memang Jatuh cinta dengan Senja, itu karena kamu Bara.

pada Bab Ada yang Luput di Keheningan Ubud, saya kembali terdiam. bagaimana bisa seseorang mengatakan cinta pada saat Ia harus melepaskan cintanya. saya gemas bukan main. saya seolah ingin berteriak "Hei Ruth, ikuti kata hatimu! Are mencintaimu".

dan pada bab Rahasia, badan saya ikut gemetar membayangkan apa yang sudah dilakukan oleh Ruth. saya merasakan kepedihan seorang gadis yang harus melepas Cintanya hanya karena satu kata "Demi Mama"

Bara mampu membalikan dunia saya, menyedot saya kedalam cerita bagaimana kisah Are dan Ruth yang saling mencinta tetapi terluka karena tidak bisa bersama.

bagaimana Bara mampu membuat imajinasi saya berkembang bebas karena deskripsi mendetail dari novel ini.

Dan pada Bab terakhir, akhirnya pertahanan saya Runtuh. Memoar Are yang dituliskan untuk Ruth menjelang hari "paling mengerikan sedunia" baik bagi Ruth ataupun Areno mampu membuat kornea mata ini memproduksi airmata yang diluar kendali. padahal saat itu saya sedang dalam kelas Advance Financial Methodologi Reaserch. bisa dibayangkan betapa malunya saat teman sebelah bertanya "Kamu kenapa?" dan saya hanya menunjukan buku ini, dengan halaman yang basah. teman saya hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali mengerjakan jurnalnya. sedangkan saya melanjutkan kembali sensai sakit hati yang masih saja terus berjalan. seolah saya ingin bilang "Areno Adamar, saya disini, untuk kamu." haha





disini saya hanya akan menambahkan 1 Maaf, dan 1 Terimakasih bara. Terimakasih sudah menuliskan kisah dengan sangat Romantis

Maaf, Aku tak suka buku ini. karena aku, Kembali Jatuh yang teramat dalam, untuk kesekian kali.

Sincerly

Ayu Setioardi
Orang yang kau buat jatuh untuk kesekian kali, karena bukumu

Selasa, 01 April 2014

Surat Untuk Mantan

Teruntuk kamu lelaki yang dulu pernah meminjamkan rusuknya pada ku,

Hai kamu, apa kabar? Lama tak berjumpa denganmu. Mungkin lebih dari dua ratus lima puluh hari yang lalu. Aku tak pernah tau kapan waktu tepatnya kita benar-benar berpisah dan tak bertemu. Karena memang kamu yang masih suka menyapaku, atau aku yang memulai lebih dulu saat rindu mulai menyesaki dadaku. Kamu adalah lelaki yang special dalam hidupku. Namamu selalu menjadi highlight didalam pikiran maupun hati. Entah, mungkin mereka mengatakan aku adalah perempuan bodoh, karena mengapa aku masih saja mengharapkanmu saat kamu telah memberika tulang rusukmu pada wanita yang lain, sedangkan aku?masih saja berharap kamu hanya pergi sebentar, dan akan kembali lagi menitipkan tulang rusukmu.

Hai kamu, apakah wanita itu mencitaimu sebesar aku mencintaimu? Kalau tidak, aku masih disini, menunggu kamu untuk kembali lagi. Mungkin aku bodoh, karena aku memutuskan menaruh hati pada orang yang salah. Setela h lama aku merasakan hampa karena kehilangan, setelah sekian lama aku merasa sendirian, kamu datang. Namun hanya sebentar. Karena kamu bilang tidak ada yang selamanya, termasuk kita. Aku hanya diam dan menunduk, berharap aku tidak pernah bertemu kamu dan melukai hatiku jauh lebih dalam dibanding dia yang lain yang pernah meninggalkanku selamanya. Iya selamanya itu ada, saat yang lama pergi ke alam baka.

Hai kamu, ingatkah saat manis kita bersama? Saat-saat yang membuat pipiku selalu bersemu saat mengingat semua itu. Saat kau dengan susah payah datang ke kampus, menemani aku makan karena kamu tahu, aku tidak bawa dompet? Ingatkah kamu saat aku mulai lelah dan ingin bermain bersama hujan, kamu datang mengejarku dan memberikan jaket hitam kamu yang bau? Iya bau. Tapi kamu bilang,
“ini bau laki-laki. Kan aku macho!”
iya, sampai sekarang aku masih tertawa jika mengingat kata-katamu waktu itu. Banyak sekali kenangan yang terekam jeelas di memoriku, mungkin tidak di memori kamu. Karena aku tahu, kamu bukan tipe orang yang mudah mengingat, seperti aku yang sekarang mungkin sudah kamu lupakan. Atau sekarang ingatanmu sudah penuh dengan perempuan itu? Akupun tak tahu. Apapun aku tidak tahu tentangmu. Yang aku tau kamu pernah mengatakan aku satu-satunya, lalu tak berapalama kamu berkata, bahwa kamu salah.

Hai kamu, jangan bosan ya membaca suratku ini, aku hanya ingin meyakinkan, apa benar kamu benar-benar telah melupakan aku. Mama bertanya kamu kemana , tapi aku bingung mau jawab apa. Mama rindu kamu juga. Mama rindu saat kamu memanggilnya ibu dan mengecup lembut tangannya. Mama bilang kamu lelaki yang sangat bertanggung jawab dan dia suka kamu. Aku tak sanggup mengatakan pada mama kalau kita sebenarnya sudah tidak bersama. Aku tak sanggup melihatnya kecewa. Cukup aku saja yang kecewa, jangan mama.

Hai kamu, Bagaimana kalimantan? Panas ya? Sabar ya, setelah tugas dari papamu selesai kamu akan kembali kesini. Oh iya maaf, mungkin wanita itu telah mengucapkannya lebih dulu dibanding aku. Pada saat aku menulis kalimat ini sebenarnya aku sudah tidak tahu lagi apa yang akan aku tulis, terlalu penuh, terlalu sesak, banyak yang ingin aku sampaikan tapi tak tahu dari mana dulu, yang intinya aku tahu, bahwa aku rindu kamu. Rindu tawamu, rindu pelukan hangat 30 detik sebelum perpisahan, rindu kecupan didahi, rindu ucapan “aku disni, sama kamu. You’re safe hon..”, rindu tawa renyahmu yang membuat semua hal menjadi lebih cerah dan lebih indah daripada seharusnya. Rinduku sudah berlebih, dadaku sudah tidak sanggup mennanggung semuanya, jadi jangan salahkan aku kalau pada kalimat ini tulisan pada layarmu terlihat berbayang, iya aku mulai menangis, melampiaskan dan meluapkan rinduku. Sudah dulu ya Za, baik –baik disana. Jaga wanitamu, jangan buat dia kecewa, jangan buat dia menangis. I know Za, you’re a good Lover.


Kiss and hug from your Ex slash your admire

Ps: kamu tahu kemana kamu bisa menghubungiku ketika rindu itu juga mulai menyerangmu

#NP when I was your man- Boyce Avenue (continuously)
#NP orang ketiga- hiVi

tulisan ini diikutsertakan untuk lomba novel #suratuntukruth novel Bernard Batubara

Kamis, 14 November 2013

keluarga..

Kehidupan itu gak selamanya ada diatas. Gak selamanya juga ada dibawah. Gak selamanya hitam, dan gak selamanya putih. Namun hidup itu seperti warna abu-abu. Yang tak pernah jelas antara putih atau hitam, antara bahagia atau kelam.

Kehidupan yang sebenarnya adalah ketika kita masuk kedalam rumah. Dan menemukan satu hal penting bernama keluarga. Disana, tempat yang kita sebut sebagai rumah adalah tempat paling akhir yang pasti akan kita tuju. Kemanapun kita pergi pasti disanalah kita akan kembali. Mereka yang selalu bisa menirima kita, segagal apapun kita, dan sesalah apapun kita. Seharusnya.

Dalam kelurga tidak ada yang lebih hebat, tidak ada yang lebih kuat, atau lebih perkasa. Semuanya sama. Semuanya melakukan hal yang serupa dengan tujuan yang tak berbeda, menyenangkan keluarganya. Tak ada rasa menang ataupun kalah, tak ada yang jadi juara, dan tak ada yang jadi pecundang. Seharusnya.

Saling mengulurkan tangan, membantu membereskan kepingan hati dan perasaan yang jatuh berserakan entah disudut mana. Mengulurkan tangan memeberikan bantuan tanpa didahului permintaan sebelumnya, memberikan cinta dengan kasih, bukan materi. Seharusnya.

Keluarga adalah saputangan paling jitu dalam menghapus kucuran air mata yang dihasilkan oleh kornea karena hal yang membuatnya terluka,. Penghibur nomor satu didunia, dan mesin pembuat tawa termurah yang pernah ada. Seharusnya.

Hal pertama yang harus kita syukuri adalah memliki keluarga. Apapun keadaannya, bagaimanapun situasinya, merekalah keluarga kita. Terimakasih Tuhan, atas berkah yang engkau berikan, dalam wujud keluarga.

Senin, 13 Mei 2013

#DEARBARA Jadi, Kapan kita Dinner



#DearBara….
Melihat sayembara ini membuat aku tergugah, membuat aku tertantang bahwa aku harus menang. Tunggu, ini bukan perkara menang atau kalah, ini perkara impian. Ya impianku untuk dinner bersama penulis Favorite-ku.. “Bernard Batubara”. Entah mengapa mengucapkan satu Kata namamu membuat aku begitu….ah sudahlah. Intinya aku senang mengucapkan kata Bara.

Bara, bertemu denganmu lewat lini kala dunia maya, membuat aku terpana. Bagaimana tidak, hanya dengan gerakan jari tanganmu yang tertata rapih diatas keyboard, kau menghasilkan sebuah karya yang membuat aku terpana. Ya ini tentang semua bukumu- tulisanmu dan termasuk milana didalamnya.

Kamu tau, membaca Milana sama Halnya seperti menaiki mesin waktu milik doraemon. Kamu membawa aku ke masa lalu, dimana aku menjadi seorang penunggu. Ya akulah wanita yang menunggu datangnya seseorang yang sebenarnya tidak akan pernah datang. Ibarat musim kemarau panjang yang menjadikan tanah yang gersang, begitu juga dengan aku, yang selalu merindukan kedatangannya yang sebenarnya hanya Harapan belaka.

Aku hanyalah seorang wanita yang tertipu. Karena aku merasa semua Kata-katanya Hanya Kamuflase. Katakan kasih, sedangkan bukti masih ter-etalase. Tapi menggebu rasa ini tak bisa tertanding, kukuh dinding batasan yang membuat aku dan dia tak bisa bersanding. Aku ibarat pungguk yang terus mengharapkan sapaan bulan, berharap semua impian dan harapan menjadi kenyataan, namun memang pada Nyatanya kita berjalan menentang Arah. Dia yang memang selalu berada di depan dan aku yang tertinggal dibelakang. Dia Yang sudah berada Dalam Pangkuan Tuhan, Sedangkan aku yang masih tersesat dalam kenangan dan tidak menemukan Jalan pulang.

Namun setelah membaca Milana yang pada Akhirnya menemukan seseorang, aku yakin dia yang lain pun pasti datang. Aku harus yakin, Jatuh tak akan menghentikan Langkahku. Dalam semua tindakan berulang aku berfikir, renungkan setiap langkah yang menyebabkan aku terjungkir. Dan aku bertekat untuk kembali melangkah, Ya memang harus dari bawah aku memulai, merakit kembali asa yang hilang helai demi helai.

#DearBara, banyak sekali orang yang aku repotkan untuk membuat postingan singkat ini. Aku meminta mereka, yang mendudukung-ku untuk membantuku merayumu, ya untuk memberikan kesempatan, bahwa memang bertemu denganmu adalah sebuah Impian yang harus diwujudkan.

#DearBara cukuplah aku menjadi Milana selama tiga tahun belakangan. Dan jangan biarkan aku menjadi milana di waktu yang sekarang. Aku yang dengan Harap menunggu undangan ini dari mu, atau mungkin, jika kamu yang tidak bisa mengundangku, aku yang akan mengundangmu… hayo pilih yang mana… well inilah mereka yang membantuku meyakinkan bahwa kamu adalah sepercik kebahagiaan yang (mungkin) tuhan berikan, lewat undangan makan 

oh Iya.. Ini mereka yang membantu Aku dalam meyakinkanmu, Bahwa Aku, Memang Ingin sekali Makan Malam bersamamu Bara :)

Gambar ituu Gambar sepupu terbaik aku yang sedang berada jauuh di negeri seberang :)

next
Foto-foto diatas Diambil Saat Bunkasai di salah satu SMA di jakarta, Bahkan setan-setannya juga aku suruh Photo Loh Bara, Untuk ngedukung Aku


selanjutnya Giliran Mahasiswa Kampus Trisakti Jakarta Yang membantu Aku, Untuk meyakinkan Kamu Bara :)

Seru kan Bara dukungan Mereka... ini ada beberapa Photo Behind The Scene


Jadi gimana Kak Bara, Kita jadi Dinner kan... Banyak banget Hal-hal yang mau aku ceritain didalam Behind The Scene pembuatan Photo-photo diatas, mungkin pas kita Dinner Aja Kali ya, biar puas. hehehe

Best Regrads
Ayu Wulandari Setioardi