Kamis, 14 November 2013

keluarga..

Kehidupan itu gak selamanya ada diatas. Gak selamanya juga ada dibawah. Gak selamanya hitam, dan gak selamanya putih. Namun hidup itu seperti warna abu-abu. Yang tak pernah jelas antara putih atau hitam, antara bahagia atau kelam.

Kehidupan yang sebenarnya adalah ketika kita masuk kedalam rumah. Dan menemukan satu hal penting bernama keluarga. Disana, tempat yang kita sebut sebagai rumah adalah tempat paling akhir yang pasti akan kita tuju. Kemanapun kita pergi pasti disanalah kita akan kembali. Mereka yang selalu bisa menirima kita, segagal apapun kita, dan sesalah apapun kita. Seharusnya.

Dalam kelurga tidak ada yang lebih hebat, tidak ada yang lebih kuat, atau lebih perkasa. Semuanya sama. Semuanya melakukan hal yang serupa dengan tujuan yang tak berbeda, menyenangkan keluarganya. Tak ada rasa menang ataupun kalah, tak ada yang jadi juara, dan tak ada yang jadi pecundang. Seharusnya.

Saling mengulurkan tangan, membantu membereskan kepingan hati dan perasaan yang jatuh berserakan entah disudut mana. Mengulurkan tangan memeberikan bantuan tanpa didahului permintaan sebelumnya, memberikan cinta dengan kasih, bukan materi. Seharusnya.

Keluarga adalah saputangan paling jitu dalam menghapus kucuran air mata yang dihasilkan oleh kornea karena hal yang membuatnya terluka,. Penghibur nomor satu didunia, dan mesin pembuat tawa termurah yang pernah ada. Seharusnya.

Hal pertama yang harus kita syukuri adalah memliki keluarga. Apapun keadaannya, bagaimanapun situasinya, merekalah keluarga kita. Terimakasih Tuhan, atas berkah yang engkau berikan, dalam wujud keluarga.

Senin, 13 Mei 2013

#DEARBARA Jadi, Kapan kita Dinner



#DearBara….
Melihat sayembara ini membuat aku tergugah, membuat aku tertantang bahwa aku harus menang. Tunggu, ini bukan perkara menang atau kalah, ini perkara impian. Ya impianku untuk dinner bersama penulis Favorite-ku.. “Bernard Batubara”. Entah mengapa mengucapkan satu Kata namamu membuat aku begitu….ah sudahlah. Intinya aku senang mengucapkan kata Bara.

Bara, bertemu denganmu lewat lini kala dunia maya, membuat aku terpana. Bagaimana tidak, hanya dengan gerakan jari tanganmu yang tertata rapih diatas keyboard, kau menghasilkan sebuah karya yang membuat aku terpana. Ya ini tentang semua bukumu- tulisanmu dan termasuk milana didalamnya.

Kamu tau, membaca Milana sama Halnya seperti menaiki mesin waktu milik doraemon. Kamu membawa aku ke masa lalu, dimana aku menjadi seorang penunggu. Ya akulah wanita yang menunggu datangnya seseorang yang sebenarnya tidak akan pernah datang. Ibarat musim kemarau panjang yang menjadikan tanah yang gersang, begitu juga dengan aku, yang selalu merindukan kedatangannya yang sebenarnya hanya Harapan belaka.

Aku hanyalah seorang wanita yang tertipu. Karena aku merasa semua Kata-katanya Hanya Kamuflase. Katakan kasih, sedangkan bukti masih ter-etalase. Tapi menggebu rasa ini tak bisa tertanding, kukuh dinding batasan yang membuat aku dan dia tak bisa bersanding. Aku ibarat pungguk yang terus mengharapkan sapaan bulan, berharap semua impian dan harapan menjadi kenyataan, namun memang pada Nyatanya kita berjalan menentang Arah. Dia yang memang selalu berada di depan dan aku yang tertinggal dibelakang. Dia Yang sudah berada Dalam Pangkuan Tuhan, Sedangkan aku yang masih tersesat dalam kenangan dan tidak menemukan Jalan pulang.

Namun setelah membaca Milana yang pada Akhirnya menemukan seseorang, aku yakin dia yang lain pun pasti datang. Aku harus yakin, Jatuh tak akan menghentikan Langkahku. Dalam semua tindakan berulang aku berfikir, renungkan setiap langkah yang menyebabkan aku terjungkir. Dan aku bertekat untuk kembali melangkah, Ya memang harus dari bawah aku memulai, merakit kembali asa yang hilang helai demi helai.

#DearBara, banyak sekali orang yang aku repotkan untuk membuat postingan singkat ini. Aku meminta mereka, yang mendudukung-ku untuk membantuku merayumu, ya untuk memberikan kesempatan, bahwa memang bertemu denganmu adalah sebuah Impian yang harus diwujudkan.

#DearBara cukuplah aku menjadi Milana selama tiga tahun belakangan. Dan jangan biarkan aku menjadi milana di waktu yang sekarang. Aku yang dengan Harap menunggu undangan ini dari mu, atau mungkin, jika kamu yang tidak bisa mengundangku, aku yang akan mengundangmu… hayo pilih yang mana… well inilah mereka yang membantuku meyakinkan bahwa kamu adalah sepercik kebahagiaan yang (mungkin) tuhan berikan, lewat undangan makan 

oh Iya.. Ini mereka yang membantu Aku dalam meyakinkanmu, Bahwa Aku, Memang Ingin sekali Makan Malam bersamamu Bara :)

Gambar ituu Gambar sepupu terbaik aku yang sedang berada jauuh di negeri seberang :)

next
Foto-foto diatas Diambil Saat Bunkasai di salah satu SMA di jakarta, Bahkan setan-setannya juga aku suruh Photo Loh Bara, Untuk ngedukung Aku


selanjutnya Giliran Mahasiswa Kampus Trisakti Jakarta Yang membantu Aku, Untuk meyakinkan Kamu Bara :)

Seru kan Bara dukungan Mereka... ini ada beberapa Photo Behind The Scene


Jadi gimana Kak Bara, Kita jadi Dinner kan... Banyak banget Hal-hal yang mau aku ceritain didalam Behind The Scene pembuatan Photo-photo diatas, mungkin pas kita Dinner Aja Kali ya, biar puas. hehehe

Best Regrads
Ayu Wulandari Setioardi