Selasa, 24 Februari 2015

bitter memories with sweet one part 2

Kenyataan bahwa saya telah kehilangan lelaki yang saya sayangi membuat hari saya biru. Tidak ada lagi semangat menggebu, tak ada lagi sosok yang menjadi objek saya dalam menumpahkan rasa rindu.

Hampir satu tahun berlalu, dan saya mulai bisa menapaki dunia saya yang baru. Dunia tanpa baby key kesayangan saya. Saat kehidupan baru dimulai, dia-seseorang yang baru pun datang. Saya tak berani menyebutkan siapa dia, let say Mr.L, LOVE. Okey maafkan ketidakmampuan saya dalam membuat nama samaran. Kalian tahu kalimat jalanin aja? Yap this is the power of that sentence. dan sudah hampir 4 tahun :)

MR.L selalu ada saat saya butuh. Selalu ada saat saya ingin bersandar. Dia dengan ikhlas memberikan bahunya untuk saya basahi dengan airmata. Selalu sabar dalam mendengarkan semua keluh kesah saya, but time has changed.

Kondisi itu hanya berlangsung 1tahun. Lalu apa tang terjadi pada tahun berikutnya? Yang terjadi adalah saya yang mulai melirik, dan mulai percaya untuk menitipkan hati saya yang selama 1 tahun belakangan membeku. Dingin.

mulai memasuki tahun kedua saya berani menitipkan hati saya kepada Mr.L. wanita mana yang hatinya tidak luluh dihujani perhatian kadih sayang yang berlebih? Tapi sayangnya hujan kasih sayang itu mulai mereda.

Memasuki pertengahan tahun kedua saya merasakan cinta saya jatuh pada mr.L namun dia sudah tidak menangkapnya. Saya jatuh terjembab dalam lubang cinta yang suda Mr.L gali namun ia tinggalkan begitu saja. Saya tidak menyerah, saya berusaha bangkit sendiri.

memasuki akhir tahun kedua, mr L menyediakan kasur beralaskan cinta untuk membuat saya kembali nyaman berada dipelukannya, dan saya menerima.

lalu pada tahun-tahun selanjutnya, dia mulai meninggalkan saya.lagi.untuk kesekian kali. Lalu saya pergi? tidak. Saya tetap berada di sini, berada pada zona yang dulu kami bangun. Berdiri menanti dia kembali.

saya disini, berdiri melihat dia, pria yang berhasil menghangatkan saya, mulai menyerahkan hatinya pada wanita lain.

Saya masih berdiri ketika dia kembali karna dicampakan wanita yang dia cintai. Saya mengambil alih posisi dia dulu, menyediakan bahu untuk bersandar, dan telinga untuk mendengar.

dan saya masih berdiri disini, memperhatikan dia, lelaki saya yang sudah sembuh dari luka hatinya mendekati wanita lain untuk menyerahkan hatinya. Saya kembali menunggu. Menunggu dia kembali dan bersandar lagi pada saya. Hal ini terjadi terus, hingga sekarang.

Buat kamu, yang sudah menyembuhkan terimakasih atas semuanya

buat kamu, yang sudah membiarkan saya jatuh cinta lalu meninggalkan terimakasih atas rasa yang telah kau tabur tanpa pernah kamu semai

buat kamu, terimakasiih atas tiga tahun yang meakjubkan, tentang perasaan dicintai dan mencintai lalu ditinggalkan yang masih terus berlanjut hingga sekarang...

terimakasih atas kalimat jalanin aja yang sampai sekarang saya masih tidak tahu kemana arah jalannya.. :)

Kalau memang jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri, entah sudah berapa kali aku mati

2 komentar: